Apa itu Psikologi Pendidikan ?
John Dewey menjadi
motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi ditingkat praktis. Pada tahun
1894 Dewey membangun laboratorium psikologi pertama di AS, di Universitas
Chicago. Banyak ide penting yang didapat dari Dewey. Salah satunya adalah bahwa
pendidikan seharusnya difocuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat
kemampuan anak untuk neradaptasi dengan lingkungannya.
Psikologi Pendidikan adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Jadi, di Psikologi Pendidikan ini kita dibawa untuk konsentrasi pada psikologi belajar. Lalu, apa perbedaan pengajaran dan pembelajaran ?
Pengajaran adalah proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta mempermudah belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Siapakah tokoh- tokoh dalam Psikologi Pendidikan?
1. William James (1842-1910)
William James merupakan seseorang yang individualis. Ia memberikan serangkaian
kuliah bertajuk “ talks to teachers”. Dalam kuliah ini ia mendiskusikan
aplikasi psikologi untuk mendidik anak. Ia menegaskan pentingnya mempelajari
proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah
stu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi
diatas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas
cakrawala pemikiran anak.
2. John Dewey (1859-1952)
John Dewey dalam
bukunya Democracy and Education, pendidikan adalah rekonstruksi atau
reorganisasi pengalaman yang menambah makna pengalaman, dan yang menambah
kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya. Teori konstruktivisme
disebutkan bahwa permasalahan muncul dibangun dari rekonstruksi yang dilakukan
oleh siswa sendiri, hal ini dapat dikatakan bahwa dalam pendidikan ada
keterkaitan antara siswa dengan permasalahan yang dihadapi dan siswa tersebut
yang merekonstruksi lewat pengetahuan yang dimiliki. Selain itu dari teori
kognitif yang menegaskan pengalaman sebagai landasan pembelajaran juga sangat
relevan.
3. E. L. Thorndike
(1874-1949)
Terkenal dengan teorinya yaitu Teori Koneksionisme (stimulus-respon). Thorndike memberi
banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar
belajar secara ilmiah. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan
di sekolah yang paing penting adalah menamakan keahlian penalaran anak.
4. Burhus Frederic Skinner
Terkenal dengan teori Operant Conditioning. Setelah melakukan
eksperimen berulang-ulang, Skinner berkesimpulan bahwa mula-mula dalam jangka
pendek, baik hukuman maupun hadiah, mempunyai efek mengubah dan menaikkan
tingkah laku yang dikehendaki. Namun dalam jangka panjang, hadiah tetap berefek
menaikkan, sedangkan hukuman justru tidak berfungsi. Artinya, antara hadiah dan
hukuman tidak simetris.
Setelah mengetahui tokoh- tokoh lalu, kita akan membahas bagaimana cara mengajar yang efektif. Mengajar yang efektif
itu penting demi tercapainya tujuan pendidikan. Namun, karena mengajar itu
kompleks dan murid-murid yang bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk
mengajar yang efektif. Guru harus menguasai beragam prespektif dan strategi,
dan harus bisa mengaflikasikannya secara fleksibel.
John W. Santrock dalam
bukunya Psikologi Pendidikan menjelaskan bahwa untuk menjadi guru yang mampu
mengajar secara efektif dibutuhkan dua hal
(1) pengetahuan dan keahlian
profesional, dan
(2) komitmen dan motivasi.
berikut penjelasannya :
A . Pengetahuan dan Keahlian Profesional
1. Penguasaan Materi Belajar
a) menguasai fakta, istilah dan konsep umum setiap materi pelajaran yang akan diajarkan.
b) menguasai dasar-dasar pengorganisasian materi,
c) mampu mengaitkan berbagai gagasan,
d) menguasai cara berfikir dan berargumentasi,
e) mengetahui pola perubahan dalam satu pelajaran,
f) mempunyai kepercayaan terhadap mata pelajaran
g) mempunyai kemampuan mengaitkan pelajaran dengan materi lain dalam displin yang berbeda.
2. Strategi Pengajaran
Pandangan
konstruktivisme : guru bukan sekedar memberi informasi ke pikiran anak, tapi
juga mendorong anak untuk mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan,
merenung dan berpikir secara kritis. Mereka tidak akan meminta anak sekedar
menghafal informasi, tapi juga memberi mereka peluang untuk membangun
pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran.
Pandangan tradisional :
guru harus mengarahkan dan mengontrol cara anak belajar. Mereka yang
berpandangan tradisinal percaya bahwa sering kali konstruktivis tidak fokus
kepada tugas akademik dasar atau kurang memperhatikan prestasi anak.
Sebagian pakar
psikologi pendidikan percaya bahwa apakah menggunakan pandangan tradional atau
mengikuti tren dalam reformasi pendidikan, seorang guru tetap bisa menjadi guru
yang efektif.
3. Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Konstruksional
Seorang guru yang
efektif meluangkan waktunya untuk memikirkan cara bagaimana pelajaran bisa
menantang dan menarik.
4. Keahlian Motivasi
Seorang guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasimurid agar mau belajar. Murid akan termotivasi bila diberi kesempatan untuk: belajar di dunia nyata agar menemukan sesuatu yang baru dan sulit.
memilih sesuatu sesuai minatnya. Berpikir kreatif dan mendalam untuk mengerjakan tugas mereka sendiri.
5. Keahlian Berkomunikasi
a)
mampu berbicara dan mendengar secara
baik,
b)
mampu mengatasi hambatan komunikasi
verbal,
c)
memahami komunikasi nonverbal anak,
d)
memecahkan konflik secara konstruktif,
e)
berinteraksi dengan orangtua, bagian
administrasi, dll.
f)
tidak terlalu banyak mengkritik
g)
menggunakan gaya komunikasi asertif,
bukan agresif, manipulatif atau pasif.
h)
meningkatkan kemampuan komunikasi murid.
6. Sadar Kultural
a)
paham latarbelakang kultur murid,
b)
sensitif terhadap kebutuhan murid,
c)
mendorong murid untuk menjalin hubungan
yang positif [tidak bias dan sikap saling menerima],
d)
menjadi mediator kultural,
e)
menjadi perantara antara kultur sekolah
dan kultur murid (terutama mereka yang kurang sukses dalam bidang akademik).
7. Keahlian Teknologi
Pengunaan teknologi
dapat sangat efektif dalam mengajar.
B. Komitmen dan Motivasi
Guru yang efektif
mempunyai sikap dan perhatian terhadap murid.
Komitmen dan motivasi
dapat membantu guru melewati masa-masa sulit dan melelahkan dalam mengajar.
Guru yang efektif punya kepercayaan diri terhadap
kemampuan mereka,
tidak membiarkan emosi
negatif melunturkan motivasi mereka.
membantu membuat kelas
menjadi nyaman bagi murid dengan membawa sikap positif dan semangat ke dalam
kelas.
Untuk meningkatkan
motivasi seorang guru harus menyadari pentinganya mengingat dan mengakui
masa-masa ketika berhasil membuat perubahan dalam diri murid.
Semakin baik seseorang
menjadi guru, maka semakin berharga pekerjaannya. Semakin dihormati seorang
guru dan sukses dimata muridnya, maka akan meningkatkan rasa komitmennya dalam
mengajar.
Lalu, kita sering juga mendengar tentang Psikologi Sekolah. Nah, apakah berbeda Psikologi Sekolah dengan Psikologi Pendidikan ? Berikut penjelasan singkatnya,
Psikologi
Sekolah
|
Psikologi
Pendidikan
|
Cenderung pada konten psikologi
belajar, pengukuran, serta pengembangan tes prestasi. Biasanya diadakan di
perguruan tinggi.
|
Cenderung berkonsentrasi pada
kegiatan mendiagnostik permasalahan di lingkungan sekolah. Misalnya, masalah
akademis siswa
|
Sekian penjelasan dalam Berkenalan dengan Pskologi Pendidikan, tunggu postingan selanjutnya masih dengan Psikologi Pendidikan :)
Komentar
Posting Komentar